
Mewujudkan kolam renang pribadi tidaklah mudah. Dibutuhkan perencanaan matang dan pemahaman teknis agar hasilnya memenuhi standar keamanan sekaligus sesuai dengan yang diimpikan.
Namun perlu diingat, kolam renang merupakan salah satu jenis konstruksi yang rentan mengalami kebocoran karena terus bersentuhan dengan air. Oleh karena itu, memahami standar konstruksi kolam renang dan tahapan pembangunannya menjadi langkah yang sangat penting.
Pada artikel ini Tukang Ahli akan memberikan ulasan lengkap tentang standar konstruksi kolam renang dan tahapan pembangunannya.
Standar Umum dalam Konstruksi Kolam Renang
Sebelum membangun kolam renang, ada beberapa standar yang wajib diperhatikan dan dipahami untuk menjamin keamanan serta kenyamanannya.
Baca Juga: Cara Pasang Keramik Lantai dari Awal yang Praktis dan Rapi
Luas Lahan
Ukuran minimum lahan untuk kolam renang pribadi yang disarankan adalah 3 x 7 meter. Dimensi ini memberikan ruang yang cukup untuk aktivitas berenang yang nyaman tanpa merasa sempit.
Standar Konstruksi Kolam Renang harus Memiliki Pondasi yang Kuat
Kolam renang harus memiliki konstruksi pondasi harus kuat. Umumnya, untuk mendapatkan pondasi yang kuat bisa menggunakan besi berdiameter antara 8 mm hingga 19 mm. Pemilihan diameter besi perlu disesuaikan dengan beban keseluruhan agar struktur tetap stabil dan menghindari kerusakan.
Standar Konstruksi Kolam Renang harus Menggunakan Beton Bermutu Tinggi
Material beton yang digunakan minimal memiliki mutu K250 atau K300, dengan daya tekan yang memenuhi standar. Untuk pondasi tapak kolam renang, ukuran ideal adalah 60 x 60 cm dan ketebalan 20 cm. Untuk kolam berukuran besar atau kolam umum, spesifikasi mutu beton dapat disesuaikan kembali. Pemilihan beton dapat dipilih sesuai tabel mutu beton SNI 2025.
Pasokan Air
Air kolam bisa bersumber dari air PAM, air tanah, atau bahkan air pegunungan. Yang penting adalah memastikan pH, kadar klorin, serta kebersihan air selalu terjaga untuk kesehatan pengguna.
Penggunaan Listrik
Pompa air dan sistem penerangan kolam membutuhkan pasokan listrik. Umumnya, daya minimal yang dibutuhkan untuk pompa sirkulasi berkisar di angka 500 watt.
Sirkulasi Air
Ada dua sistem sirkulasi yang biasa digunakan: skimmer pool dan overflow pool. Keduanya berfungsi untuk menjaga agar air kolam tetap bersih dan bergerak.
Sistem Filtrasi
Agar kualitas air tetap optimal, diperlukan sistem filtrasi yang baik, termasuk pemasangan filter, pompa sirkulasi, serta sistem pembersihan tambahan.
Tahapan Pembangunan Kolam Renang
Setelah memahami standar konstruksi, berikut ini adalah tahapan umum dalam pembangunan kolam renang.
Baca Juga: Mengenal Batu Alam Palimanan dari Jenis, Keunggulan, Kekurangannya
1. Perencanaan Biaya
Tahap awal adalah membuat estimasi biaya. Sesuaikan desain dan spesifikasi kolam dengan anggaran yang dimiliki untuk menghindari pembengkakan dana di tengah jalan.
2. Pemilihan Lokasi dan Desain
Pilih lokasi dengan cermat, karena setelah konstruksi berjalan, perubahan posisi akan sulit dilakukan. Desain kolam harus dipikirkan matang-matang, termasuk menentukan bentuk, kedalaman, dan elemen desain lain yang menunjang estetika.
3. Proses Konstruksi
Konstruksi dimulai dari penggalian lahan sesuai desain yang sudah direncanakan. Pastikan pula Anda telah mengurus izin yang diperlukan dan memastikan lokasi pembangunan tidak mengganggu utilitas umum seperti pipa air atau kabel listrik.
4. Pengisian Air
Setelah kolam selesai dibangun, langkah berikutnya adalah mengisi kolam dengan air. Anda bisa menggunakan pasokan air rumah atau menyewa jasa pengisian air dalam volume besar untuk mempercepat proses.
Selain tahapan di atas, pemilihan material finishing seperti keramik juga berperan besar dalam keindahan dan daya tahan kolam renang. Semoga artikel ini dapat membantu dalam memahami standar konstruksi kolam renang serta tahapan pembangunannya.
Semua informasi ini disusun oleh Tukang Ahli untuk membantu Anda membangun kolam renang impian dengan lebih terarah.